Resensi Film The Hobbit 2 : The Desolation of Smaug

Selasa, 07 Januari 2014 0 komentar

Sebuah film yang merupakan pre saga sequence yang berarti sebuah rangkaian kisah yang menceritakan asal mula sebelumnya suatu rangkaian kisah lainnya yang sudah pernah difilmkan. Anda pasti masih ingat dengan trilogy film The Lord Of The Rings yang terdiri dari rangkaian tiga buah film yaitu The Fellowship Of The Ring (tahun 2001), The Two Towers (tahun 2002) dan The Return Of The King (tahun 2003). Semuanya disutradarai oleh Peter Jackson yang mengadaptasinya dari novel yang berjudul sama hasil karya J.R.R. Tolkien.

Masih dengan sutradara yang sama dan mengadaptasi dari pengarang yang sama pula maka dibuatlah film berjudul The Hobbit berdasarkan novel berjudul sama dan dibuat pada tahun 1937. The Hobbit dibuat dengan model trilogy yang terdiri dari tiga film yaitu An Unexpected Journey, The Desolation of Smaug dan There And Back Again. Sebenarnya bukunya sendiri hanya satu buah saja, berbeda dengan The Lord of The Rings yang bukunya memang ada tiga buah.

An Unexpected Journey yang sudah dirilis pada tahun 2012 menuai sukses besar di seluruh dunia. Dari segi kualitas berhasil memperoleh 9 penghargaan dan 50 nominasi dari berbagai ajang award. Dari sisi pemasukan menduduki peringkat ke-5 pada tahun 2012 dengan nilai $303 juta atau sekitar 3,3 triliun rupiah. The Desolation of Smaug sendiri yang mulai ditayangkan diseluruh dunia pada 13 Desember 2013 dalam waktu satu hari saja mencapai $84 juta atau sekitar 924 miliar rupiah.

Film ini dibuka dengan pertemuan antara Thorin (Richard Armitage) dan Gandalf (Ian McKellen) di sebuah tempat untuk makan di desa Bree. Gandalf memprovokasi untuk merebut kembali kerajaan Erebor yang telah musnah dan dikuasasi oleh seekor naga bernama Smaug yang bisa bicara. Tiba-tiba cerita melompat setahun kemudian yaitu Thorin bersama dengan 13 kurcaci dan Bilbo (Martin Freeman) yang sedang diburu oleh bangsa Orc.

Thorin dan kawan-kawan diburu oleh pasukan Orc yang kali ini dipimpin oleh Bolg, anak dari Azog. Mereka bersembunyi di rumah Beorn, seorang manusia yang bisa berubah wujud menjadi beruang. Sayangnya sosok baru ini kurang ditampilkan maksimal seharusnya ditampilkan pertarungan Beorn dengan Orc untuk lebih memperjelas karakternya.

Perjalanan menuju gunung Erebor dipersulit oleh serangan laba-laba raksasa dan akhirnya ditangkap oleh bangsa peri yang dipimpin oleh Thranduil. Kisah asmara antara peri wanita berkasta rendah bernama Tauriel (Evangeline Lily) dengan Kili (Aidan Turner) dari bangsa Kurcaci membuat cerita menjadi sedikit romantis mengingat Legolas (Orlando Bloom) yang merupakan anak dari Thranduil juga mencintainya.

Bilbo berhasil mencuri kunci penjara dan membebaskan kawan-kawannya. Mereka berhasil kabur dengan menggunakan tong-tong melalui sungai namun Kili terkena panah yang beracun. Pada saat yang sama pasukan Orc menyerang kerajaan peri untuk memburu Thorin dan kawan-kawan. Legolas dan Tauriel berhasil membunuh pasukan Orc. Thranduil menyuruh untuk menutup kerajaan agar tidak ada yang keluar atau yang masuk sehingga terhindar dari serangan pasukan Orc. Rupanya dia menginginkan selamat sendiri. Tetapi Tauriel tidak sependapat dengannya dengan alasan sebagai bagian dari dunia maka harus dilakukan perlawanan terhadap pasukan Orc. Untuk itu Tauriel melarikan diri dan ingin membantu Thorin dan kawan-kawan terpaksa Legolas juga ikut dengan kekasihnya tersebut.

Thorin dan kawan-kawan bertemu dengan Bard (Luke Evans) seorang tukang perahu yang merupakan cucu dari penguasa kota Dale, kota yang sudah dihancurkan oleh sang naga Smaug. Bard dibayar untuk membawanya ke kota danau yang dekat dengan gunung Erebor. Namun mereka tertangkap oleh penguasa kota danau saat hendak mencuri senjata. Di saat yang sama Bard menyelidiki tentang siapa sebenarnya Thorin dan terungkaplah jati diri pewaris kerajaan Erebor tersebut. Namun sesuai dengan ramalan yang ada Bard mengingatkan akan terjadi kehancuran kota danau oleh sang naga Smaug.

Thorin yang ditangkap bernegosiasi dengan penguasa kota danau agar dilepaskan untuk pergi menuju gunung Erebor dengan imbalan akan diberikan harta karun emas dan disetujui. Kili yang terluka dan beberapa kurcaci tidak ikut pergi. Pasukan Orc datang ke kota danau dan untunglah Tauriel dan Legolas menolong mereka. Tauriel sekaligus mengobati Kili yang terkena panah beracun padahal Legolas mengajaknya pergi.

Thorin nyaris putus asa karena menganggap kode yang diberikan untuk mengetahui posisi kunci pintu tidak ditemukan. Namun Bilbo berhasil memecahkan misteri kode tersebut. Bukan pada saat matahari tenggelam melainkan pada saat bulan muncul. Bilbo masuk kedalam untuk mencari batu permata Arkenstone yang belum pernah dilihatnya. Dengan berbekal cincin yang bisa membuatnya menghilang tentu akan membantu berhadapan dengan sang naga Smaug. Rupanya sang naga juga memberikan hasutan-hasutan kepada Bilbo agar goyah pendiriannya dan tidak mempercayai Thorin.

Thorin dan kawan-kawan menyusul masuk ke dalam karena sudah lama menunggu. Lalu Bilbo, Thorin dan kawan-kawan berjuang untuk membunuh sang naga. Berbagai upaya dilakukan namun sang naga tetap kuat dan perkasa. Rendaman emas yang melehpun tidak bisa melukai tubuhnya. Pada akhirnya sang naga keluar dari gunung untuk membalas dendam dan sasaran utamanya adalah kota danau. Penonton masih dibuat penasaran dengan ending film ini dan bisa menontonnya pada seri ketiga nanti.

Film dibuka dengan agak sedikit membingungkan sepertinya ada cerita yang terputus sehingga penonton agak memutar memorinya menuju seri pertama untuk mencari korelasinya. Akhir dari seri pertama adalah Thorin dan kawan-kawannya diselamatkan oleh burung garuda raksasa dibawa ke tempat yang aman dan jauh.Sehingga transisi antara film pertama dan film kedua gagal dan terkesan tidak nyambung secara baik pada tayangan awalnya.

Dibandingkan dengan film seri pertamanya maka film pertamanya lebih bagus dan lebih baik. Film keduanya ini kurang memiliki greget untuk membangun suasana mencapai sebuah tujuan. Tidak ada yang istimewa dan tidak punya inovasi baru yang ditampilkan disini. Sosok naga yang pada seri pertama seolah-olah disembunyikan dan dirahasiakan penampilannya membuat penulis menebak bahwa akan ada hal baru dalam tampilannya namun hal itu salah besar. Sosok naga muncul seperti halnya naga-naga dalam film lain.

Iringan musiknya ada yang kurang pas sehingga cukup mengganggu pada saat terjadi dialog para pemainnya. Dialog cukup banyak terjadi di awal film sehingga membuat bosan penonton, seharusnyaaction atau unsur komedinya ada untuk menghilangkan kebosanan itu.

Spesial efeknya biasa saja dan pertarungan serta perkelahiannya juga standard padahal seharusnya sebagai film kelima (termasuk Lord of the Rings) standardnya makin lebih tinggi lagi dari yang sebelumnya. Secara keseluruhan film ini kurang baik dan kurang ok serta kurang menunjukkan kelasnya. Film dengan durasi yang panjang yaitu kurang lebih 2 jam 40 menit seolah-olah tidak memberikan nilai tambah bagi penonton.

Yang cukup menarik adalah peran dari Evangeline Lilly walaupun sedikit munculnya tapi mampu membuat cerita lebih hidup. Demikian juga Luke Evans yang muncul hanya sebentar tetapi bisa memberikan warna dalam meningkatkan dramatisasi cerita.
sumber : http://review-filmku.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar