Resensi Film Riddick

Selasa, 07 Januari 2014 0 komentar


Kisah petualangan ketiga dari serial The Chronicles of Riddick dilanjutkan dalam film yang berjudul Riddick ini. Seri pertamanya berjudul Pitch Black dirilis pada tahun 2000 dan seri keduanya berjudul The Chronicles of Riddick pada tahun 2004. Masih dibintangi oleh Vin Diesel sebagai Riddick dan diarahkan oleh sutradara yang sama yaitu David Twohy.

Dikisahkan bahwa Riddick adalah seorang raja yang dikhianati oleh bawahannya. Kepergiannya ke sebuah planet bernama Furya ternyata dimanfaatkan oleh para pengkhianat untuk membunuhnya. Mereka membawanya ke planet lain dengan tujuan untuk membunuhnya. Merasa berhasil maka mereka meninggalkannya sendirian dalam planet yang tak dihuni oleh manusia ini.

Ternyata Riddick tidak mati walaupun luka-lukanya cukup parah. Dia mempunyai sahabat seekor anjing yang tentu saja di planet ini digambarkan dalam bentuk perpaduan antara anjing dan monster. Dia bertahan hidup dengan segala hambatan yang ada. Akhirnya Riddick menemukan suatu tempat untuk mengirim sinyal darurat untuk bantuan. Namun yang datang justru para pemburu hadiah untuk menangkap buronan karena Riddick dianggap sebagai buronan.

Pesawat pertama datang dan dipimpin oleh Santana (Jordi Molla) yang merupakan pemburu hadiah. Menyusul pesawat kedua datang dengan dikepalai oleh John (Matt Nable) yang ingin menanyakan keberadaan anaknya. Entahlah dalam film ini tidak ada sama sekali diceritakan tentang anak John sehingga gregetnya terasa hambar. Penonton tidak bisa merasakan emosi tersebut karena kisahnya sendiri tidak ditampilkan.

Satu per satu anak buah Santana dibunuh oleh Riddick. Sayangnya kemunculan Riddick bak hantu yang tidak bisa dilihat, tiba-tiba berada disana dan tiba-tiba hadir disini tanpa diketahui oleh musuh. Tentu saja hal ini menggampangkan alur ceritanya namun secara visual merupakan suatu kekurangan karena tidak ada prosesnya.

Riddick mengincar pesawat yang ada namun baterainya disimpan dalam lemari locker. Dia berhasil mencuri baterai itu dan menyembunyikannya di tempat lain. Santana dan John kelabakan karena tanpa alat itu maka mereka tidak bisa menerbangkan pesawatnya. Riddick berhasil ditangkap dan Santana ingin membunuhnya tetapi John ingin penjelasan mengenai anaknya yang ikut terbang bersama Riddick. John menganggap bahwa Riddick telah membunuhnya namun dibantah dan dijelaskan bahwa anak John ketagihan narkoba dan bunuh diri.

Akhirnya terjadi deal di antara mereka bahwa baterai dikembalikan satu sedangkan satunya lagi dipakai oleh Riddick. Untuk mencapai tempat penyimpanan baterai yang cukup jauh dan harus melewati monster beracun mereka menggunakan sepeda motor terbang. Ketika kembali mereka harus berjuang melawan monster di darat. Sayangnya Riddick harus berjuang sendirian karena ditinggal oleh John. Untungnya disaat-saat kritis, John kembali datang dengan membawa pesawatnya.

Cerita berakhir dengan happy ending dimana John pergi dengan pesawatnya dan Riddick mendapat pesawat sesuai janji sebelumnya untuk kembali ke planet asalnya. Jadi siap-siap dibikin film lanjutannya.

Vin Diesel bermain biasa saja dan tidak terlalu istimewa karena faktor untuk mengekplorasi diri tidak banyak. Perkelahian dan pertarungannya juga biasa. Yang menarik adalah peran Jordi Molla yang mampu mengekspresikan dirinya dengan baik. Karakter penggoda wanita, sadis dan juga pengecut dapat diekspresikan dengan mumpuni. Demikian juga peran Matt Nable yang menunjukkan wibawa seorang pemimpin dan tegas dapat diperankan dengan baik.

Kekurangan dalam film ini adalah miskin cerita dan membuat bingung penonton akan sosok Riddick, apakah dia seorang pahlawan atau seorang pembunuh berdarah dingin. Sutradara seharusnya mengolahnya dengan bijak tanpa mengurangi karakter itu sendiri.

Ada ketidak konsistenan cerita, bagaimana Riddick dianggap sebagai buronan padahal seharusnya sudah mati. Anggap saja dia belum mati, tetapi dengan ganasnya alam dan monster yang ada maka kecil sekali dia bisa hidup lama. Dengan ditinggal begitu saja dia tidak akan bisa kembali ke planet asalnya jadi tidak perlu adanya pemburu hadiah.

Ketidak konsistenan lain adalah mengapa bisa ada tempat untuk mengirim sinyal darurat jika tidak ada yang menghuni planet tersebut. Bagaimana dia bisa menjadi buronan dalam waktu singkat bila sebelumnya adalah seorang raja. Begitu gampangnya untuk mencapai planet asing tersebut seolah-olah sudah sering ke tempat tersebut.

Sebagai sebuah film hiburan bolehlah untuk ditonton namun jangan mengharap lebih karena masih banyak film petualangan sejenis yang labih bagus dari sisi cerita dan petualngannya itu sendiri.


0 komentar:

Posting Komentar