Resensi Film Sadako

Senin, 06 Januari 2014 0 komentar
------------------

Sebuah film Jepang bergenre horror dan dibuat dalam bentuk 3 Dimensi ini mengadopsi dari novel ‘S’ yang ditulis oleh Koji Suzuki sedangkan model hantunya mencomot dari film The Ring yang dibuat pada tahun 1998. Bahkan film Sadako ini pernah dirilis dengan menggunakan judul The Ring 3.

Kisah dimulai ketika seorang pemuda bernama Kashiwada melakukan bunuh diri di dalam kamar apartemennya. Yang lebih menghebohkan adalah peristiwa tersebut direkam oleh kamera dan disiarkan melalui internet. Bila ada orang yang melihat video tersebut maka orang tersebut akan mati sehingga video tersebut terkenal dengan nama video kutukan. Tidak mudah untuk mencari file video tersebut karena kebanyakan sudah dihapus di internet. Namun biasanya muncul sendiri secara tak terduga dan di waktu yang sama.

Akane (Satomi Ishihara) adalah seorang guru yang mempunyai murid bernama Noriko. Noriko melihat video kutukan di internet dan menjadi korbannya dan dianggap bunuh diri oleh pihak kepolisian. Demikian juga murid kedua yang menonton di internet hampir menjadi korban juga apabila tidak ditolong oleh Akane. Diam-diam Akane memiliki kekuatan khusus melalui teriakannya sehingga bisa memecahkan kaca dsb.

Sebenarnya Kashiwada adalah korban dari Sadako sendiri yang ingin bangkit dari kematiannya. Dan tangan atau rambut Sadako muncul melalui layar internet baik yang berupa komputer, telepon genggam dan laptop. Korban-korban berjatuhan termasuk Takanori (Koji Seto) kekasihnya yang diculik oleh Sadako. Cukup aneh rasanya bila ternyata hantu bisa melakukan penculikan.
               
Pada sesi akhir Akane dan polisi Koiso datang ke sumur tempat peristiwa Sadako dibuang. Namun ternyata muncul ‘sadako-sadako’ lainnya menyerang mereka berdua. Hal ini menunjukkan ketidak konsistenan dari sang sutradara mau dibawa kemana film ini dengan munculnya monster-monster mirip laba-laba. Sebagai film horror atau film monster ? atau Sadako sendiri yang berupa monster. Namun kenapa kalau monster jumlahnya banyak bukan 1 monster sebagai wujud peralihan rupa Sadako. Ketidak konsistenan lainnya adalah hantu Sadako bisa muncul dari TV iklan pinggir jalan dan neon sign pada truk. Seharusnya konsisten hanya muncul dari video internet.

Tidak ada hal yang menyeramkan dan tidak ada hal yang menakutkan serta tidak ada hal yang mengerikan. Bahkan diakhir film tampak hantu Sadako yang cantik, seperti film horor Indonesia yang menampilkan hantu cantik dan sexy.

Kekurangan film ini adalah film dibuat dengan resolusi rendah sehingga kabur dan kurang terang gambarnya. Terasa seperti menonton film tahun 70an dengan nuansa gambar tidak focus. Efek 3 Dimensi juga sedikit dan tidak terasa sehingga kesannya mubazir. Penulis sedikit kecewa menonton film ini dengan harga tiket yang cukup mahal.


0 komentar:

Posting Komentar