Breeding kenari menggunakan sangkar gantung

Senin, 27 Januari 2014 0 komentar
Banyak kicaumania yang tertarik menjadi breeder kenari. Selain permintaan pasar yang terus meningkat, banyaknya pilihan mengenai jenis kenari yang bisa ditangkar, juga karena pengembangbiakan kenari relatif mudah. Jika tidak memiliki lahan yang luas, sisa lahan di sekitar rumah pun bisa dimanfaatkan. Bahkan, jika tak ada lagi lahan tersisa, ruang tamu atau bagian lain di dalam rumah pun bisa dipakai untuk menggantang pasangan induk. Jadi, breeding kenari juga bisa menggunakan sangkar gantung.
Sangkar gantung terbukti dapat dimanfaatkan untuk menangkar berbagai jenis burung kicauan. Om Kicau pun sudah beberapa kali menurunkan artikel penangkaran jenis burung tertentu menggunakan sangkar gantung, antara lain:
Selain itu, ada juga satu artikel (silakan cek di sini), yang berisi penangkaran burung cucak hijaumurai batu, dan branjangan: semuanya menggunakan sangkar gantung.
Jadi, jika Anda tertarik menangkar kenari dalam sangkar gantung, pelajari beberapa artikel di atas agar dapat menambah wawasan dalam breedingburung menggunakan sangkar gantung. Prinsip-prinsip penangkaran model sangkar gantung di atas bisa diterapkan pada kenari.
Untuk menggugah semangat Anda, Om Kicau akan berbagi kisah sukses Om Sigit Monjali dalam breeding kenari menggunakan sangkar gantung. Artikel ini bersumber dari Tabloid Agrobur, dan bisa dijadikan salah satu referensi bagi calon breeder maupun penangkar pemula.
Sigit Monjali
Sigit Monjali, dari pemaster menjadi breeder kenari. (Foto: Agrobur)
—-
Dari pemaster ke breeder
Sebelumnya, nama Om Sigit lebih dikenal sebagai pemaster ulung untuk burung kenari. Banyak gaco kenari hasil pemasterannya yang dikoleksi para kenari mania, baik di wilayah Jogja, luar kota, bahkan luar Jawa.
Selain memaster kenari, Om Sigit juga melayani rekan-rekan kicaumania yang membutuhkan kenari hasil breeding beberapa koleganya di Jogja, mulai dari jenis AF, F1, F2, F3, hingga yorkshire (YS) lokal yang kini sedang ngetren. Dua kegiatan itu sudah dijalaninya selama 10 tahun.
Kini Om Sigit maju satu langkah lagi. Kalau memasarkan kenari hasil penangkaran teman-teman bisa, mengapa tidak terjun sendiri ke breeding kenari? Begitulah logika berfikirnya.
yorkshire lokal jantan
Modal awal  berupa pejantan YS lokal. (Foto: Agrobur)
—-
Bermodalkan pejantan YS lokal yang dipelihara sejak umur 1 bulan, Om Sigit mulai memproduksi kenari jenis F1 dan F2. “Awalnya saya memaster pejantan YS lokal ini. Karena tetangga punya kenari standar, proses pemasteran gagal. Akhirnya saya coba kawinkan burung ini dengan betina AF,” kata Om Sigit.
Proses penjodohan dilaluinya dengan mudah. Induk betina lalu bertelur dan menetas. Dari sinilah dia makin serius untuk menekuni breeding kenari. Om Sigit lalu berburu beberapa betina kenari.
“Untuk mempercepat proses produksi, saya menari betina yang siap kawin,” kata Om Sigit membuka sebagian rahasia penangkarannya. Kini dia sudah memiliki 7 ekor induk betina AF 7 dan 8 ekor betina F1. Hebatnya, semua induk betina yang dikawinkan dengan pejantan YS lokal ini sudah produksi.
Sangkar gantung di ruang tamu
Apabila dihitung, Om Sigit saat ini baru tiga bulan memulai breeding kenari. Penangkaran dilakukan di rumahnya, Perumahan Griya Taman Asri (GTA) Blok I No 337, Desa Bakalan, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Karena tidak ada lahan, Om Sigit melakukan penangkaran ini hanya menggunakan sangkar gantung. Bahkan, boleh percaya boleh tidak, sangkar digantung di ruang tamu. Silakan lihat gambar di bawah ini.
Breeding kenari sangkar gantung
Sangkar gantung indukan di ruang tamu. (Foto: Agrobur)
—-
Namanya juga ruang tamu, pasti sering dilalui orang, baik anggota keluarganya, maupun tamu-tamu yang datang ke rumahnya. Nyatanya, induk betina yang sedang mengeram tetap enjoy menjalankan tugas reproduksinya, sampai menetas.
Lantaran Walau di ruang tamu, namun betina yang sedang mengeram tidak terganggu oleh hilir mudik penghuni rumah. Karena lokasi breeding yang minim, Sigit hanya mampu menampung 15 ekor betina.
“Alhamdulillah, betina yang sedang mengeram tidak pernah terganggu, dan tetap bisa berproduksi dengan lancar. Sebagai breeder pemula, mempunyai 15 ekor betina yang produksi sudah lebih dari cukup,” ujar Om Sigit merendah. Kalau saja lokasi memungkinkan, tentu dia bakal menambah induk betina lagi.
Kini Om Sigit mulai menyiapkan YS lokal betina, sehingga kelak dapat memproduksi sendiri YS lokal. Betina YS lokal sedang dikondisikan birahinya.
Semua induk diseleksi secara ketat, agar anakan-anakan yang dihasilkan bisa memiliki postur bagus dan suara lantang. Terbukti anakan yang sudah dihasilkannya berpostur bagus seperti induknya.
Proses pemasteran
Karena sudah tak ada lagi ruangan, Om Sigit tidak bisa memaster anakan kenari di rumahnya seperti dulu. Kalau dulu dia selalu memaster kenari di rumahnya, karena waktu itu belum menggeluti dunia penangkaran. Sekarang kondisi berubah, sehingga untuk pemasteran ia menjalin kerja sama dengan rekannya, Agus Monjali.
Kok nama belakang mereka sama-sama Monjali? Monjali adalah kependekan dari Monumen Jogja Kembali. Bahkan daerah di sekitar monumen itu dikenal dengan sebutan Monjali pula. Kebetulan Om Sigit dan Om Agus sama-sama bekerja di monumen peringatan Serangan Umum 11 Maret 1948 itu.
Agus kini berdomisili di Desa Sorogaten, Kelurahan Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. Tempatnya terpencil, jauh dari keramaian, dan sangat bagus sebagai tempat memaster kenari.
Pemasteran kenari
Sigit dan Agus di tempat pemasteran. (Foto: Agrobur)
—-
Sebagian anakan kenari hasil breeding Om Sigit dimaster di rumah Agus. Selain itu, keduanya masih menerima jasa pemasteran piyikan kenari. Master utama yang sering digunakan adalah blackthroat dan edel sanger.
Ada juga yang dimaster menggunakan kenari isian blacken, hingga burung lokal seperti ciblekpleci, perenjak, gelatik wingko, dan jalak uren. Tetapi karena yang kini sedang ngetren atau paling diminati adalah kenari isian blackthroat dan sanger, kedua jenis burung inilah yang sering dijadikan masteran.
“Karena tempatnya steril dari suara burung kenari standar, tingkat keberhasilannya menjadi besar. Hasil master yang sudah berhasil langsung dibeli konsumen. Kini, sekitar 15 ekor yang terdiri atas F1, F2, dan F3, sedang dalam proses pemasteran,” kata Om Sigit.
Semoga bermanfaat.

sumber : omkicau.com

0 komentar:

Posting Komentar